Webinar Nasional Lingkungan: Gerakan atas Kompleksitas Lingkungan di Era Pandemi

Menelisik lebih dalam di masa Covid-19 ini, nampaknya cukup menciptakan sebuah tatanan baru yang bisa dibilang anugrah namun juga muncul polemik baru. Masyarakat dihimbau untuk di rumah aja, tidak boleh keluar rumah apalagi menginisiasi keramaian tanpa protokol kesehatan. Mereka sementara dilarang menyelenggarakan event apapun, tak terkecuali event aksi lingkungan.

Perlahan kita dihadapkan dengan dilematisasi. Satu sisi para perusahaan dan pabrik mulai berhenti memproduksi barang yang berpotensi buruk bagi lingkungan. Disisi lain, upaya eksploitatif masih ada diluar sana, walaupun dalam skala yang agak terkurangi. Saya mengatakan “agak”.
Di masa normal, para penyumbang sampah, carbon footprint, atau sejenisnya yang merusak lingkungan bertebaran dimana-mana. Mereka lebih anarkis dan tak terkendali. Sementara itu, di belahan bumi lain, para aktivis atau environment enthusiast juga berlomba-lomba menciptakan gerakan dan aksi ramah lingkungan. Ini hukum keseimbangan, keluar sama dengan masuk. Belum bisa sepenuhnya menghidupkan kelestarian lingkungan.


Di masa pandemi, beberapa masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan banyak yang bersuka ria menyambut pagi dengan gowes dan jalan santai tanpa ada kendala polusi maupun keluhan lingkungan. Pabrik juga banyak yang dihentikan sementara. Para aktivis lingkungan juga berhenti berkontribusi sementara di aksi lingkungan. Apakah ini anugrah atau musibah? Karena untuk mencapai kelestarian, setidaknya konsumsi bahan-bahan berpotensi buruk bagi lingkungan harus terus diminimalisir, sedangkan aktivitas pemberdayaan kelestarian lingkungan juga harus terus digalakkan sebagai langkah kuratif. Problematika yang muncul adalah akses keluar tidak diperbolehkan. Sehingga membatasi ruang gerak penyelamatan lingkungan.


Lantas apakah setelah pandemi, upaya produksi bahan-bahan berpotensi merusak lingkungan akan tetap diminimalisir? Apakah masyarakat akan kembali merasakan jalanan yang penuh akan asap kendaraan, sampah plastik di jalanan dan pencemaran-pencemaran lainnya di lingkungan?
Menyikapi kompleksitas ini, peran kolektif masyarakat sangat dibutuhkan. Beberapa komunitas, organisasi dan NGO lainnya sudah mulai melakukan langkah kedua. Mereka mengedukasi dan berkampanye ringan melalui seminar – seminar, talkshow, maupun diskusi.


HMJ Biologi sendiri merupakan lembaga intra kampus yang berada dibawah Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang. Sebagai upaya untuk mengedukasi khalayak, kami mengadakan Webinar Nasional Lingkungan yang diperuntukkan untuk seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Webinar ini akan dilaksanakan pada Sabtu, 15 Agustus 2020.


 

Tema yang diangkat dalam acara ini adalah Melestarikan Lingkungan di Tengah Pandemi. Beberapa pakar akademisi maupun aktivis di bidang lingkungan juga turut dihadirkan. Nama-nama seperti Ranitya Nurlita (Founder Waste Hub Solution, Head of Division Rumah Millenials), M. Andi Hakim, M.Hum (Dosen Bahasa dan Sastra Arab IAIN Syekh Nur Djati Cirebon, Founder Gisaf) serta Dr. Drs. Slamet Isworo, M. Kes (Dosen Kesehatan Lingkungan Universitas Dian Nuswantoro, Semarang) juga andil dalam webinar ini. Mereka akan membawakan beberapa judul materi sesuai bidangnya masing-masing.


Untuk info lebih lanjut cek di instagram @hmjbiologi.uinws. Kami tunggu kehadiran dan partisipasi kalian. Link pendaftaran: bit.ly//webinarling.

Salam,
Departemen Sosial dan Lingkungan
HMJ Biologi UIN Walisongo Semarang

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Getion Internal HMJ Biologi dan Gizi

HMJ Biologi Menebar Kebaikan Dengan Berbagi Takjil

Adakan Raker HMJ Biologi 2024 Gaungkan Tema Solidaritas