Puncak Biofest 2020, HMJ Biologi Mengadakan Webinar Nasional Puspa dan Satwa

Sabtu (28/11) – Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi UIN Walisongo Semarang secara resmi mengadakan penutupan Biologi Festival yang diadakan secara virtual selama kurang lebih satu bulan. Kegiatan ini ditutup dengan beberapa rangkaian acara seperti Webinar Nasional Puspa dan Satwa serta pengumuman pemenang lomba yang diikuti oleh puluhan kelas dari jurusan Biologi maupun Pendidikan Biologi.

Biofest atau Biologi Festival merupakan salah satu kegiatan tahunan yang diselenggarkan oleh HMJ Biologi UIN Walisongo Semarang. Acara ini diselenggarakan sebagai ajang kreativitas dari Mahasiswa Biologi. Ditengah pandemi seperti ini, ternyata tidak menyurutkan semangat Mahasiswa Biologi untuk terus melakukan sesuatu yang produktif. Oleh karena itu Biofest tahun ini diselenggarakan secara virtual karena kondisi yang belum memungkinkan untuk bertemu dan berkumpul seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sebagaimana diketahui, bahwa pembukaan Biofest sudah terlaksana pada tanggal 24 Oktober 2020. Sedangkan hari ini Sabtu (28/11) merupakan agenda serangkaian lanjutan Biologi Festival yaitu semarak puncak acara biofest yang akan diadakannya Webinar Nasional. Tidak kalah seperti pada pembukaan, pada Sabtu (28) HMJ Biologi juga mengundang pemateri yang luar biasa yaitu Bapak Susilo Irwanjasmoro – seorang aktivis alam dari Yayasan Wagleri, Wild Water indonesia. Tak hanya itu, beliau ditemani oleh Bapak Dr. Ling. Rusmadi, S, Th.I, M.Si yang merupakan Dosen Biologi UIN Walisongo Semarang. Tema yang diangkat dalam Webinar Nasional ini adalah pelestarian puspa dan satwa endemik ditinjau dari faktor lingkungan. Tema ini sekaligus merupakan peringatan Hari Puspa dan Satwa Nasional pada tanggal 5 November 2020.

Ketua HMJ Biologi – Fajrul Falah dalam sambutannya mengungkapkan keprihatinannya terhadap eksploitasi yang sudah banyak terjadi di Indonesia, sehingga pembahasan ini cocok bagi generasi muda agar lebih peka dan tanggap terhadap ancaman ini. “Webinar nasional bertema satwa dan puspa ini merupakan bentuk peringatan Hari Puspa dan Satwa pada tanggal 5 November, karena akhir-akhir ini banyak terjadi eksploitasi lingkungan yang mana hutan sengaja ditebang untuk kepentingan industri, padahal hutan berperan penting dalam perubhana iklim. Maka dari itu dalam upaya konservasi Puspa dan Satwa, kita sebagai generasi muda harus peka dan tanggap akan terancamnya kekayaan endemik tersebut”. Fajrul juga melanjutkan bahwa acara Biofest ini juga merupakan program kerja terakhir HMJ Biologi UIN Walisongo Semarang dalam kepengurusan periode 2020. Kemudian sambutan kedua disampaikan oleh Ketua Jurusan Biologi UIN Walisongo Drs. Listyono, M.Pd sekaligus untuk membuka acara puncak Biofest tahun ini.

Webinar dimulai sekitar pukul 08.30 WIB oleh Bapak Susilo Irwanjasmoro dengan judul “Tantangan Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Masa Pandemi. Menurutnya keanekaragaman hayati adalah variebilitas yang ada dalam wujud organisme yang berasal semua sumber habitat dari yang hidup di permukan dan dibawah tanah serta air hingga lautan atau ekosistem air lainnya. Termasuk pula didalamnya hubungan jejaring kehidupan dimana keanekaragaman hayati menjadi bagian jejaring tersebut yang meliputi hubungan dalam spesies yang sama antar spesies yang berbeda dan juga keterkaitan antar ekosistem-ekosistem yang ada.

Beliau juga menjelaskan bahwa keanekaragaman hayati dalam wujud puspa dan satwa penting dilestarikan, karena menurut pandang ekologis manusia merupakan bagian dari ekosistem dan kedudukannya sejajar dengan flora dan fauna karena merupakan elemen kehidupan yang egaliter. Oleh karena itu sebagai komponen yang membentuk ekosistem, kita harus membuat kebijakan menjadikan mereka sebagai elemen yang dipertimbangkan tidak semena-mena dalam pemanfaatannya.

Ada tiga kriteria dalam memandang keanekaragaman yaitu spesies asli, asing, dan spesies invasif. Spesies asli adalah spesies atau subspesies yang hidup didalam wilayah atau distribusi alaminya, distribusi normal di masa lalu maupun masa kini. Spesies asing adalah spesies yang diintroduksi diluar wilayah atau distribusi normal dimasa lalu atau kini. Sedangkan spesies invasif adalah spesies pendatang disuatu wilayah yang hidup dan berkembang biak di wilayah tersebut dan menjadi ancaman bagi biodiversitas, sosial ekonomi, maupun kesehatan pada tingkat ekosistem, individu, maupun genetik.

Disisi lain, manfaat pandemik bagi kehidupan liar yaitu berkurangnya aktivitas manusia diluar ruangan dan berkurangnya perburuan atau pemanenan utuk jenis-jenis tertentu, dan munculnya kesadaran global mengenai resiko karena perdagangan satwa liar. Kemudian dampak negatifnya adalah masalah ekonomi masyarakat yang muncul kemudian memicu aktivitas perburuan sebagai solusi pemenuhan kebutuhan hidup. Munculnya stray animals atau binatang peliharaan terlantar akibat ketidakmampuan secara ekonomi untuk memelihara yang meningkatkan resiko munculnya spesies invasif, feral animals yang kehidupannya bergantung pada aktivitas manusia dan semakin beresiko bagi hidupan liar setempat. Beliau juga menjelaskan bahwa flora dan fauna di Indonesia merupakan unik, karena di negara lain tidak ada seperti komodo, bentuk seperti ini menjadikan flora dan fauna sebagai identitas dari suatu negara.

Setelah Webinar, acara selanjutnya yaitu pengumuman lomba kreativitas mahasiswa yang sudah di jalankan selama kurang lebih satu bulan lamanya. Karya-karya mahasiswa sungguh kreatif meskipun keadaan daring seperti ini. Acara puncak biofest ditutup dengan melakukan foto virtual bersama dan sekaligus selesainya program kerja HMJ Biologi UIN Walisongo periode 2020.


 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Getion Internal HMJ Biologi dan Gizi

HMJ Biologi Menebar Kebaikan Dengan Berbagi Takjil

Adakan Raker HMJ Biologi 2024 Gaungkan Tema Solidaritas